Menyoal tujuan pendidikan di Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Apakah pendidikan hanya sekadar untuk membangun karakter atau hanya untuk memastikan siswa lulus ujian? Pertanyaan ini sering muncul dalam diskusi tentang sistem pendidikan di tanah air.
Menurut Prof. Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis semata, tetapi juga harus memperhatikan pembentukan karakter dan moral siswa. Beliau menyatakan bahwa “Pendidikan harus mampu membentuk karakter yang kuat pada setiap individu, sehingga mereka dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.”
Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada persiapan ujian nasional daripada membangun karakter siswa. Banyak sekolah lebih memprioritaskan pelatihan untuk menghadapi ujian daripada memberikan pembelajaran yang berkualitas untuk membentuk karakter siswa.
Menurut Dr. Ani Wahyuni, seorang pakar pendidikan, “Penting bagi kita untuk menyadari bahwa pendidikan seharusnya merupakan proses holistik yang mencakup pembentukan karakter, bukan hanya sekadar persiapan ujian. Kita perlu memperbaiki paradigma pendidikan di Indonesia agar lebih berfokus pada pengembangan karakter siswa.”
Penting bagi pemerintah dan stakeholder pendidikan lainnya untuk meninjau kembali tujuan pendidikan di Indonesia. Apakah kita hanya ingin mencetak siswa yang pandai dalam mengerjakan soal ujian, atau kita juga ingin mencetak generasi yang memiliki karakter yang baik dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa?
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran penting dalam mendukung perubahan sistem pendidikan menuju arah yang lebih baik. Mari bersama-sama menyoal tujuan pendidikan di Indonesia, apakah memang hanya untuk sekadar lulus ujian atau untuk membangun karakter siswa agar siap menghadapi tantangan di masa depan.